Pages

Minggu, 24 Juni 2012

Tugas ASI

Perubahan yang terjadi dari ASI (Aliran Sistem Informasi) lama menjadi ASI baru itu terletak pada bagian prosesnya, yang mana sebelumnya masih memakai proses manual dalam pengecekan formulir registrasi. Sedangkan pada ASI baru telah dirobah dalam bentuk system komputerisasi sehingga bagian administrasi dan keuangan tidak perlu melakukan pengecekan secara manual yang mana akan memperlambat pekerjaan.

Dalam pengecekan data tersebut jika ada data yang belum lengkap dalam pengisian formulir maka Administrasi dan keuangan akan mengkembalikan formulir tersebut ke siswa untuk dilengkapi kembali dan jika data-data yang diberikan lengkap maka data siswa tersebut akan dimasukkan kedalam database siswa.

Sedangkan pada bagian Akademi yang dirubah yaitu pada bagian proses bimbingan dan perhitungan nilai siswa yang sebelumnya masing menghitung secara satu persatu (manual) dan merubahnya kedalam proses Komputerisasi sehingga bagian Akademi akan lebih mudah dalam penghitugan nilai siswa .

Kamis, 07 Juni 2012

Tugas RPL (Rekayasa Sistem)


REKAYASA SISTEM

Rekayasa sistem adalah aktivitas untuk menetapkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat sistem, kemudian mengalokasikan beberapa bagian dari kebutuhan-kebutuhan tersebut ke satu atau beberapa komponen rekayasa, misalnya perangkat lunak. Rekayasa sistem dapat membantu menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi model sistem tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana interaksi antara satu elemen sistem dengan
elemen sistem lainnya.

    A.    Perencanaan Strategi Informasi
Sudah umum bahwa Rekayasa informasi dimulai dari perencanaan strategis informasi. Tahap ini ditujukan pada bagaimana mencapai target bisnis dan bagaimana teknologi dapat membantu pencapaian tersebut dengan cara meraih peluang yang lebih besar dan membangun kemampuan bersaing usaha. Peluang teknologi tersebut dapat mengindetifikasi FSK perusahaan dan selanjutnya untuk diuaraikan sehingga didapat FSK dari divisi dan sub divisi perusahaan secara keseluruhan.
Pada tahap PSI, dapat dibuat peta model terdiri dari berbagai fungsi dasar yang ada diperusahaan pada level atas seperti departemen, fungsi dan datanya.
Pada tahap ini 2 studi dilakukan yaitu :
ü  Mendapatkan peluang strategis, FSK, berbagai informasi yang dibutuhkan oleh setiap bagian dari perusahaan, serta memndapatkan bagaiama teknologi baru dapat menghasilkan peluang baru serta kemampuan bersaing perusahaan.
ü  Pembuatan overview model perusahaan dan menguraikan pada bidang yang sesuai untuk bahan analisa selanjutnya.
Pada analisa pertama dilihat bagaimana fungsi masing-masing bidang bisnis tersebut sedangkan berikutnya adalah analisa manajemen yang memperlihatkan bagaimana fungsi2 tersebut menjadi lebih baik dengan bantuan teknologi baru.
Tujuan dari Perencanaan Strategis Informasi :
ü Menyelidiki bagaimana teknologi dapat membantu manajemen dalam meraih target sasarannya.
ü Menetapkan tujuan dan FSK perusahaan
ü Menggunakan FSK untuk memberikan arahan dalam mencapai target sasaran perusahaan
ü menentukan informasi apa yang dapat digunakan manajemen agar dapat lebih baik
ü memberikan perioritas sistem informasi yang dibangun dan dapat memberikan dampak keseluruhan
ü membuat overview model perusahaan seperti proses dan informasi yang digunakan
ü membagi overview model perusahaan menjadi bidang bisnis siap untuk dianalisa
ü menetapkan bidang bisnis mana yang akan dianalisa lebih dahulu
ü melibatkan manajemen atas dalam menetapkan tujuan, sasaran, fungsi, informasi, FSK dan struktur organisasi.

Perencanaan Strategi Informasi merupakan langkah pertama dalam aktivitas
rekayasa informasi. Tujuan dari aktivitas ini adalah :
1.      Menentukan sasaran dan tujuan dari bisnis.
Sasaran yang dimaksud disini merupakan sebuah pernyataan umum dari arah yang ingin dicapai. Sebagai contoh sasaran bisnis untuk perusahaan perakitan mobil adalah mengurangi biaya pembuatan produk. Sedangkan Tujuan bisnis disini merupakan bentuk kegiatan kuantitatif dari sasaran. Sebagai contoh untuk mencapai sasaran supaya perusahaan perakitan mobil dapat mengurangi biaya pembuatan produk, perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
·      Mengotomatisasi pemasangan komponen yang dilakukan secara manual.
·      Mengimplementasikan sistem kontrol produksi secara real-time.
·      Mendapatkan konsensi harga 10% dari pemasok, dan lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sasaran lebih cenderung ke strategi sedangakan tujuan bersifat taktis.

2.      Mengisolasi faktor-faktor sukses dan kritis yang memungkinkan tujuan dan sasaran dari bisnis tercapai.
Faktor sukses dan kritis ini harus ada, jika sasaran dan tujuan bisnis akan dicapai, sehingga perencanaan managemen harus mengakomodasinya. Beberapa faktor sukses kritis untuk sasaran perusahan perakitan mobil seperti pada contoh diatas berupa:
·      Mesin dengan realibilitas yang tinggi.
·      Motivasi dan pelatihan pekerja.
·      Rencana penjualan untuk meyakinkan pemasok menurunkan harga, dan lainnya.
3.      Menganalisa pengaruh teknologi dan otomasi terhadap tujuan dan sasaran dari bisnis.
Tujuan analisa pengaruh teknologi adalah menguji sasaran dan tujuan serta memberikan indikasi mengenai teknologi-teknologi yang akan berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap sasaran dan tujuan dari bisnis.
Menganalisa informasi yang ada untuk menentukan perannya dalam
pencapaian tujuan dan sasaran bisnis.

      B. Analisa Area Bisnis
Analisa area bisnis merupakan tahapan aktifitas rekayasa infromasi dari sisi pandangan domain. Dalam aktivitas ini perekayasa informasi akan menganalisaan menggambarkan bagaimana objek data digunakan dan ditransformasikan pada masing-masing area bisnis, serta bagaimana fungsi dan proses bisnis pada area bisnis mentransformasikan objek data tersebut. Untuk memodelkan objek data dan transformasinya terhadap area bisnis dapat menggunakan sejumlah model yang berbeda yaitu :
·      Model data
·      Model aliran proses
·      Diagram dekomposisi proses
·      Berbagai matriks lintas referensi
Objek data yang telah disaring pada tahap perencanaan strategi informasi akan
digunakan pada masing-masing area bisnis.

     C.  Rekayasa Produk
Rekayasa produk disebut juga dengan rekayasa sietem yang merupakan aktivitas pemecahan masalah. Data, fungsi, dan perilaku produk yang diinginkan dicari, dianalisis, dibuat model kebutuhannya, kemudian dialokasikan ke komponen rekayasa. Selanjutnya komponen-komponen ini disatukan dengan infrastruktur pendukungnya sampai produk tersebut jadi.
Komponen rekayasa disini seperti perangkat lunak, perangkat keras, data (basisdata) dan manusia. Sedangkan infrastruktur pendukung berupa teknologi yang dibutuhkan untuk menyatukan komponen dan informasi. Sebagian besar produk dan sistem yang baru masih samar akan fungsi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perekayasa sistem harus membatasi kebutuhan produk dengan mengidentifikasi ruang lingkup fungsi dan kinerja yang diinginkan dari sistem atau produk tersebut.
Dalam rekayasa produk ada beberapa aktivitas yang akan dilakukan untuk mengetahui data, fungsi dan perilaku produk yang diinginkan sebelum pengembangan produk dilakukan diantaranya adalah:
1.      Analisa Sistem
Tujuan dilakukan analisa sistem adalah :
·      Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.
·      Mengevaluasi kelayakan sistem.
·      Melakukan analisis teknis dan ekonomis,
·      Mengalokasikan fungsi-fungsi untuk perangkat lunak, perangkat keras, basisdata, manusia, dan elemen sistem yang lain.
·      Membuat batasan biaya dan jadwal.
·      Menentukan definisi sistem yang menjadi dasar kerja bagi komponen sistem baik perangkat lunak, perangkat keras, basisdata dan manusia.

2.      Identifikasi Kebutuhan
Langkah pertama dari aktivitas analisa sistem adalah analisa kebutuhan dengan mengidentifikasi kebutuhan dari pelanggan. Mengidentifikasikan kebutuhan ini dilakukan dengan melakukan pertemuan antara seorang analis dengan pelanggan. Seperti halnya rekayasa informasi, tujuan dari pertemuan ini untuk memahami sasaran produk dan menentukan tujuan dibangunnya sebuah produk supaya sasaran tersebut tercapai.

3.      Studi Kelayakan
Pengembangan sistem atau produk berbasis komputer lebih banyak terganggu dengan kurangnya sumber daya dan waktu penyelesaian dan penyampaian produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan lebih awal evaluasi terhadap kelayakan sebuah proyek pengembangan sistem atau produk tersebut. Berikut ada empat studi kelayakan yang dapat dievaluasi.
a.       Kelayakan Ekonomis
Studi mengenai evaluasi biaya pengembangan dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem atau produk yang dikembangkan.
b.      KelayakanTeknis
Studi mengenai fungsi, sasaran dan kinerja yang perlu dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi kemampuan sistem yang akan dikembangkan. Pertimbangan yang dihubungkan dengan kelayakan teknis meiputi :
·      Resiko pengembangan
·      Keberadaaan sumber daya
·      Teknologi
c.       Kelayakan Legal
Studi mengenai pertimbangan yang perlu dilakukan mengenai kontrak, pelanggaran atau liabilitas yang akan dihasilkan dari sistem yang akan dikembangkan.
d.      Alternatif
Studi mengenai evaluasi pendekatan alternatif pada pengembangan sistem atau produk.

4.      Analisis Ekonomis
Analisis biaya dan keuntungan merupakan salah satu informasi analisa ekonomis yang paling penting yang diisikan dalam studi kelayakan. Analisis biaya dan keuntungan menggambarkan biaya pengembangan proyek dan  membandingkannya dengan keuntungan yang akan diperoleh dari pengembangan sistem.
Analisis biaya dan keuntungan berbeda antara sistem yang satu dengan yang lainnya tergantung dari karakteristik dari sistem yang akan dikembangkan dan ukuran proyek. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan sistem tidak hanya berupa hal yang bisa diukur. Keuntungan yang tidak bisa diperoleh dari pengembangan proyek seperti kepuasan pelanggan, keputusan bisnis yang lebih baik, kualitas desain yang lebih baik dan lainnya. Hasil dari analisa ekonomi didokumentasikan menjadi satu dalam dokumen studi kelayakan.
5.      Analisis Teknis

Pada aktivitas analisis teknis, seorang analis melakukan evaluasi secara teknis terhadap sistem serta mengumpulkan informasi mengenai reliabilitas, kinerja, pemeliharaan dan produktifitas dari sistem yang akan dikembangkan. Analisis meliputi penilaian viabilitas teknis dari sistem seperti teknologi apa yang akan dibutuhkan untuk membangun sistem, materi, metode, algoritma atau proses baru apa yang diperlukan oleh sisem, bagaimana masalah teknologi mempengaruhi sistem dan bagaimana resiko pengembangan sistem. Pemodelan matematis atau teknik optimasi pada saat analisis teknis dapat digunakan untuk mempermudah analis dalam menggambarkan sistem yang akan dikembangkan. Menurut Blanchard dan Fabrycky ada beberapa kriteria penggunaan model selama analisis teknis pada sistem, yaitu :
·      Model harus mewakili sistem yang sedang dievalusi dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
·      Model harus menggambarkan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang ada dan hindari faktor yang tidak penting.
·      Model harus dibuat komprehensif dengan memasukkan semua faktor yang relevan dan sistem harus mampu memberikan hasil yang sama.
·      Desain   model   harus   sederhana   supaya   memungkinkan pengimplementasian yang tepat waktu dalam pemecahan masalah.
·      Desain model harus dapat mengantisipasi faktor-faktor yang memungkinkan adanya modifikasi dan atau perluasan terjadi pada sistem.

Hasil dari analisis teknis meruapakan dasar apakah pengembangan sebuah sistem akan diteruskan atau dihentikan.


      D. Pemodelan Arsitektur Sistem
Setiap sistem berbasis komputer dapat dimodelkan sebagai sebuah pemindahan informasi dengan menggunakan arsitektur input-pemrosesan-output. Hartley dan Pirbai [2] memperluas arsitektur ini dengan menambahkan 2 fitur tambahan yaitu pemrosesan antarmuka pemakai dan pemrosesan self-test. Meskipun dua fitur tambahan ini tidak selalu dipakai tetapi fitur tambahan ini umum dipakai pada pemodelan sistem berbasis komputer yang membuat model sistem menjadi lebih baik. Model sistem ini menjadi dasar bagi analisis kebutuhan dan langkah desain selanjutnya. Untuk memodelkan sistem maka digunakan model template arsitektur[2] yang mengalokasikan elemen sistem menjadi 5 bagian pemrosesan yaitu:
1.      Antarmuka pemakai,
2.      Input,
3.      Fungsi dan kontrol sistem,
4.      Output,
5.      Pemeliharaan dan self-test

Seperti halnya pemodelan pada rekayasa sistem dan perangkat lunak, template arsitektur memungkinkan analis membuat herarki sistem secara detail. Diagram konteks arsitektur menggambar sistem pada level paling atas. Diagram konteks ini membangun batas informasi diantara sistem yang akan diimplementasikan dengan lingkungan dimana sistem akan dioperasikan.
Sebagai contoh pada gambar diagram konteks arsitektur untuk sistem pengurutan pembawa barang pada bidang manufaktur.
Dari diagram konteks diatas dapat saring kembali menjadi subsistem-subsistem atau modul-modul sistem dengan aliran informasi yang penting antar modul tersebut dengan menggunakan model diagram aliran arsitektur (architecture flow diagram). Diagram aliran arsitektur ini masih membagi pemrosesan sub sistem ke dalam lima elemen pemrosesn seperti diagram konteks arsitektur. Pada tingkat ini, masing-masing dari subsistem dapat berisi satu elemen sistem atau lebih (perangkat keras, perangkat lunak, manusia).

     E.  Pemodelan Sistem dan Simulasi
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
Dalam  simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat  ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar  karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer.
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan.

     F.  Spesifik Sistem
Spesifikasi sistem merupakan dokumen yang berfungsi menggambarkan fungsi dan kinerja sistem berbasis komputer yang akan dikembangkan, membatasi elemen-elemen sistem yang telah dialokasikan, serta memberikan indikasi mengenai perangkat lunak dan konteks sistem keseluruhan dan informasi data dan kontrol yang dimasukkan dan dikeluarkan oleh sistem yang telah digambarkan dalam diagram aliran arsitektur. Berikut salah satu format dokumen dari spesifikasi sistem yang bisa anda gunakan.
I.     Pendahuluan
A.  Lingkup dan Tujuan Dokumen
B.  Tinjauan
1.    Sasaran
2.    Batasan
II.  Fungsional dan Deskripsi Data
A.  Arsitektur Sistem
1.      Diagram Konteks Arsitektur
2.      Deskripsi Diagram Konteks Arsitektur
III.    Deskripsi Subsistem
A.    Spesifikasi Diagram Arsitektur untuk n Subsistem
1.      Diagram Aliran Arsitektur
2.      Penjelasan Modul Sistem
3.      Isu-isu Kinerja
4.      Batasan-batasan Desain
5.      Alokasi Komponen Sistem
B.     Kamus Arsitektur
C.     Diagram dan Deskripsi Interlasi Arsitektur
IV.    Hasil Pemodelan dan Simulasi Sistem
A.    Model Sistem yang Digunakan untuk Simulasi
B.     Hasil Simulasi
C.     Isu-isu Kinerja Khusus
V.       Isu-isu Proyek
A.    Biaya Pengembangan
B.     Jadwal
VI.    Lampiran